Cegah Pernikahan Dini, Siapkan Generasi Emas Bersama Sekolah Siaga Kependudukan
SSK hadir untuk membekali pelajar dengan pemahaman seputar kependudukan, kesehatan reproduksi, dan perencanaan masa depan, termasuk mengedukasi bahaya pernikahan usia anak.
Apa yang Dimaksud Pernikahan Dini?
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh individu yang berusia di bawah 19 tahun, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Banyak faktor mempengaruhi praktik ini, antara lain kemiskinan, rendahnya pendidikan, norma budaya, hingga minimnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.
Mengapa Pernikahan Dini Perlu Dicegah?
Menurut UNICEF (2022) dan BKKBN, dampak pernikahan dini sangat luas dan serius, antara lain:
-
🧠Putus Sekolah dan Terbatasnya Peluang Pendidikan
Anak yang menikah muda cenderung berhenti sekolah, sehingga peluang mendapatkan pekerjaan layak menjadi terbatas. -
🧬 Risiko Kesehatan yang Tinggi
Anak perempuan yang hamil di usia muda berisiko mengalami komplikasi serius seperti preeklampsia, kelahiran prematur, bahkan kematian ibu dan bayi. -
💼 Lingkaran Kemiskinan
Tanpa pendidikan dan keterampilan memadai, pasangan muda sulit mendapatkan pekerjaan tetap, sehingga rawan jatuh ke dalam kemiskinan. -
💔 Kerentanan Konflik dan Kekerasan
Ketidakmatangan emosional dalam rumah tangga berpotensi menimbulkan kekerasan dan perceraian di usia muda.
Peran Strategis Sekolah Siaga Kependudukan (SSK)
SSK merupakan sekolah yang telah mengintegrasikan pendidikan kependudukan dalam proses pembelajaran, baik melalui kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, maupun lingkungan sekolah. Dalam konteks pencegahan pernikahan dini, SSK memiliki peran sebagai:
-
Sumber Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja
Melalui materi yang disampaikan guru maupun tenaga kesehatan, siswa dibekali pengetahuan tentang tubuh, pubertas, serta pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. -
Agen Perubahan (Change Agent)
Siswa dilatih untuk menjadi duta informasi, yang menyampaikan pengetahuan kepada teman sebaya, keluarga, dan masyarakat tentang pentingnya menunda usia pernikahan. -
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)
PIK-R yang dikelola oleh siswa di bawah bimbingan guru, menjadi tempat nyaman bagi remaja untuk berkonsultasi dan berdiskusi seputar permasalahan remaja, termasuk tekanan untuk menikah muda. -
Kegiatan Inovatif dan Kreatif
Banyak SSK mengadakan lomba video pendek, poster edukasi, podcast, dan seminar yang membahas isu pernikahan dini dari perspektif remaja.
Kutipan Sumber Terpercaya
"Menunda pernikahan bukan berarti anti menikah. Ini soal kesiapan fisik, mental, ekonomi, dan tanggung jawab. Remaja butuh ruang untuk tumbuh, bukan terbebani dengan peran orang dewasa terlalu cepat."
— Dr. Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN
"Setiap tahun pernikahan dini menyumbang angka kematian ibu dan bayi. Kita butuh investasi besar dalam pendidikan remaja, bukan sekadar mencegah, tetapi mempersiapkan mereka jadi generasi produktif."
— UNICEF Indonesia Report, 2022
Masa Depan Itu Layak Direncanakan
Pernikahan adalah keputusan besar yang membutuhkan kematangan, bukan hanya cinta. Melalui Sekolah Siaga Kependudukan, kita bisa membantu remaja Indonesia memahami bahwa masa depan mereka sangat berharga untuk dipertaruhkan oleh keputusan yang tergesa-gesa. Mari ciptakan lingkungan sekolah yang mendukung, informatif, dan inspiratif demi terwujudnya Generasi Emas Indonesia 2045.
Referensi:
-
BKKBN. (2023). Modul Sekolah Siaga Kependudukan.
-
BPS. (2023). Statistik Pernikahan Dini di Indonesia.
-
UNICEF Indonesia. (2022). Ending Child Marriage in Indonesia.
-
UU No. 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan.
-
WHO. (2021). Adolescent Pregnancy Fact Sheet.
Posting Komentar untuk "Cegah Pernikahan Dini, Siapkan Generasi Emas Bersama Sekolah Siaga Kependudukan"