Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

8 Mei: Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia – Menebar Kemanusiaan, Menyiapkan Generasi Peduli

 8 Mei: Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia – Menebar Kemanusiaan, Menyiapkan Generasi Peduli

Source: Medquest.co.id

 Sejarah

Pada tahun 1859, seorang pebisnis asal Swiss bernama Henry Dunant melakukan perjalanan ke Italia untuk menemui Kaisar Napoleon III guna membahas urusan bisnis. Namun, perjalanannya membawanya menyaksikan tragedi besar:

Pertempuran Solferino
pertempuran ini menewaskan dan melukai puluhan ribu prajurit tanpa adanya bantuan medis yang memadai. Dunant tergerak hatinya, lalu mengerahkan warga sekitar untuk membantu merawat para korban tanpa memandang asal-usul mereka. Dari pengalaman inilah, lahir ide besar untuk membentuk organisasi kemanusiaan internasional yang netral dan siap menolong siapa pun yang terdampak konflik dan bencana.

Gagasan Dunant kemudian melahirkan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada tahun 1863 di Jenewa, Swiss. Organisasi ini berkembang menjadi gerakan global dengan tujuh prinsip dasar:
  1. Kemanusiaan
  2. Kesamaan
  3. Kenetralan
  4. Kemandirian
  5. Kesukarelaan
  6. Kesatuan
  7. Kesemestaan
Hingga hari ini, gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah menjangkau lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia melalui Palang Merah Indonesia (PMI).

Tanggal 8 Mei, yang juga bertepatan dengan hari lahir Henry Dunant, ditetapkan sebagai Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia. Peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan refleksi mendalam atas nilai-nilai kemanusiaan universal yang telah diperjuangkan selama lebih dari satu abad.

Peran SSK dan PMR dalam Membentuk Generasi Peduli

Semangat kemanusiaan ini selaras dengan program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) yang diterapkan di berbagai sekolah.

SSK tidak hanya mengedukasi siswa tentang dinamika kependudukan, tapi juga mengembangkan karakter remaja agar peduli, tangguh, dan siap menghadapi tantangan sosial dan demografi.
Salah satu fokus SSK adalah:
  1. Menanamkan nilai kepedulian sosial melalui pendidikan karakter
  2. Keterampilan hidup (life skills)
  3. Kesadaran lingkungan.
Ketika siswa terlibat dalam kegiatan Palang Merah Remaja (PMR), mereka bukan hanya belajar pertolongan pertama dan kesiapsiagaan bencana. Lebih dari itu, mereka belajar empati, kerja sama, kepemimpinan, dan nilai kemanusiaan yang sejalan dengan materi SSK. Inilah wujud nyata bagaimana pendidikan kependudukan dan kemanusiaan berjalan beriringan dalam membentuk generasi emas Indonesia.

Mari jadikan Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia sebagai momen menumbuhkan semangat gotong royong dan kemanusiaan dalam diri setiap anak bangsa—sejak dari sekolah. Karena dari ruang kelas hari ini, lahirlah para relawan masa depan yang akan membawa perubahan bagi dunia.

Writer : Meilinda Rachmawati A.
Editor : Zufar Arif A.

Posting Komentar untuk "8 Mei: Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia – Menebar Kemanusiaan, Menyiapkan Generasi Peduli"